KLAUSA RELATIF BAHASA INDONESIA DAN BAHASA JERMAN:
SEBUAH ANALISIS KONTRASTIF
Abstract
Hidayat Widiyanto
Mahasiswa S-2 Pendidikan Bahasa
Pascasarjana, UNJ
widiyanto_us@yahoo.com
This
paper describes a comparison the relative clause in Indonesian and German. The relative
clause is very productive in both languages. There are similarities and
differences that can be found in the comparison. The differences are based on the
language typology. In the Indonesian relative clauses mostly used the relative
pronouns yang, especially it relativize the subject and the
object. In contrast to the German, the pronouns in the relative clause is very diverse, like der, das, die, dem, dennen, dessen, deren which represents twenty of the combination
of the case and the genus or other words like wo, was, or mit Präposition. The scoupe of this paper are the relative
pronouns yang in Indonesian and pronouns
based on personal pronouns in German. The study was conducted with qualitative methods
with the references from the source of indonesian
and german. In the interests of learning, teachers will be able to focus on
differences in the structure of the relative clause in in both languages.
Keywords:
contrastive analysis, relative clauses, Indonesian, and German
Tulisan ini berisi perbandingan
klausa relatif dalam bahasa Indonesia dan bahasa Jerman. Klausa relatif sangat
produktif dalam dua bahasa tersebut. Ada persamaan dan perbedaan yang dapat
ditemukan dalam bandingan tersebut. Perbedaan itu didasarkan pada perbedaan
tipologi kedua bahasa. Dalam bahasa Indonesia klausa relatif hampir sebagian
besar menggunakan pronomina relatif yang terutama
pronomina yang merelatifkan subjek dan objek.
Berbeda dengan bahasa Jerman, pronomina relatif dalam klausa relatif sangat
beragam, pronomina relatif itu seperti der,
das, die, dem, dennen, dessen, deren yang
mewakili dua puluh dari kombinasi kasus dan genus atau kata lain seperti wo, was,
atau mit Präposition. Dalam tulisan ini dibatasi pada pronomina
relatif yang dalam bahasa Indonesia
dan persona pronomina relatif yang berbasis pada persona pronomina pada bahasa
Jerman. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif dengan acuan pustaka dari
sumber bahasa Indonesia dan bahasa Jerman. Dalam kepentingan pembelajaran
bahasa, guru akan
dapat memfokuskan pembelajaran pada perbedaan struktur dan pronomina relatif
dalam klausa relatif pada kedua bahasa tersebut.
Kata
kunci: analisis
kontrastif, klausa relatif, bahasa Indonesia, dan bahasa Jerman
PENDAHULUAN
Penyusunan
kalimat adalah sebuah kompetensi yang harus dimiliki oleh pengguna bahasa baik
dalam menulis maupun dalam berbicara. Tuntutan pengguna bahasa untuk menyusun
kalimat kompleks pada pengguna bahasa tentu memerlukan pengetahuan yang mumpuni
untuk mengembangkan kalimat simpleks menjadi kalimat kompleks. Jika telah mahir
dalam penggunaan kalimat simpleks, seseorang tersebut tentu memerlukan
pemahaman pengembangan kalimat kompleks. Kalimat kompleks dapat dilihat melalui
dua hubungan (Alwi, 2003). Hubungan tersebut dapat berupa hubungan koordinatif
dan hubungan subordinatif. Dalam tulisan ini hanya akan dibatasi pembatasan
dalam klausa subordinatif. Hubungan subordinatif merupakan hubungan dua klausa
atau lebih sehingga terbukti kalimat majemuk yang salah satu klausanya menjadi
bagian dari klausa yang lain (Alwi, 2003). Kedudukan klausa yang dikembangkan
dengan klausa pengembang tersebut tidak setara. Hubungan kedua klausa tersebut
berupa hubungan yang bersifat hirarkis. Bagan dari hubungan klausa subordinatif
adalah sebagai berikut (Alwi, 2003).
Gambar 1
Dalam
tulisan ini pembahasan hubungan subordinatif dibatasi pada perluasan salah satu
fungsi sintaksisnya, yaitu fungsi sintaksis subjek, objek, atau keterangan. Hal
ini juga berlaku pada struktur bahasa Jerman. Batasan fungsi sintaksis yang
akan diuraikan hanya pada struktur fungsi sebagai Nominativ atau subjek, Akusativ,
Dativ atau objek atau frasa preposisi
sebagai keterangan tempat dalam klausa yang dikembangkan.
Perhatikan contoh
berikut.
1) Saya bertemu paman yang memiliki lahan jagung.
2) Paman yang memiliki lahan jagung itu meninggal kemarin.
Yang dimiringkan
merupakan klausa sematan atau klausa relatif. Klausa yang memiliki lahan jagung, yang
memiliki lahan jagung itu, dan tempat
saya di lahirkan merupakan klausa relatif yang menerangkan masing-masing fungsi
sintaksis pada kalimatnya masing-masing.
Berdasarkan
frekuensi dan pentingnya topik ini untuk pemelajar bahasa Indonesia atau
pemelajar bahasa Jerman maka kajian ini diulas. Kajian ini tidak bisa
dipisahkan dengan kajian struktur atau grammatik
dalam bahasa tersebut. Oleh karena itu, kajian ini bisa dilakukan jika kajian
struktur itu sudah dilakukan. Akan tetapi kajian struktur dua bahasa tersebut
dalam tulisan ini tidak akan dibahas lagi.
Topik
ini telah dibahas sebelumnya oleh Suharsono (2015) dan Indira (2010) dalam
perspektif yang berbeda. Penulis pertama berfokus pada kajian kesalahan
pemelajar Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) dalam memproduksi klausa
relatif dan penulis kedua berfokus pada klausa relatif dalam bahasa Jerman.
Tulisan ini berfokus pada perbandingan klausa relatif dalam kedua bahasa
tersebut.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif dan komparatif. Pada awalnya akan dideskripsikan
klausa relatif dalam bahasa Indonesia dan bahasa Jerman. Dalam deskripsi bahasa
Indonesia klausa relatif akan diuraikan berdasarkan fungsi sintaksisnya
pengganti subjek, pengganti objek, dan pengganti keterangan. Begitu juga dalam
bahasa Jerman. Akan diuraikan klausa relatif pengganti Nominativ, Akusatif, Dativ, dan keterangan tempat. Setelah
dideskripsikan akan dilihat ciri-ciri kalimat relatif masing-masing. Ciri-ciri
tersebut akan diuraikan dan dianalisis berdasarkan kata penggantinya, tempat,
komposisi dan strukturnya. Ciri tersebut akhirnya akan dibandingkan dan akan
disimpulkan kesamaan dan perbedaan klausa relatif antara bahasa Indonesia dan
bahasa Jerman.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bagian hasil
dan pembahasan akan diuraikan proses analisis kontrastif, klausa relatif dalam
bahasa Indonesia, klausa relatif dalam bahasa Jerman, dan perbandingan klausa
relatif dalam bahasa Indonesia dan dalam bahasa Jerman.
Proses Analisis Kontrastif
Proses kerja
analisis kontrastif adalah membandingkan aspek bahasa pada dua bahasa. Halliday (1970) menyatakan bahwa terdapat dua prinsip
pada analisis kontrastif. Pertama adalah tahap pemeriksaan. Tahap pemeriksaan
merupakan tahap observasi, deskripsi sebuah kasus dalam bahasa tertentu. Tahap
kedua adalah membandingkan pola-pola tertentu atau aspek tertentu dalam sebuah
bahasa dan bukan membandingkan secara keseluruhan. Pada prinsip pertama diungkapkan
atau dideskripsikan cara kerja bahasa itu dan focus pada aspek yang akan
dibandingkan. Selanjutnya, dilakukan juga deskripsi aspek atau fokus bahasa
yang yang akan dibandingkan. Artinya, jika dideskripsikan dua aspek atau dua
fokus dari bagian bahasa pada dua bahasa tentu diperlukan pemahaman kedua
bahasa tersebut.
Pada
prinsip kedua, dinyatakan bahwa apa yang dibandingkan merupakan salah satu
aspek atau fokus bahasa saja. Tidak bisa dibandingkan dua bahasa secara
keseluruhan. Dalam konteks tulisan ini akan dibahas aspek klausa relatif dalam
bahasa Indonesia dan dalam bahasa Jerman. Karena tipologi dan sifat bahasa yang
berbeda bahkan dalam fokus klausa relatif saja, tidak semua bagian dari klausa
relatif tersebut dapat dibandingkan. Oleh karena itu, temuan dari tulisan ini
tentu menghasilkan aspek persamaan dan aspek perbedaan yang dapat diungkap.
Dalam
tulisannya Suprapto (2012) mengatakan bahwa terdapat tiga tahapan dalam
analisis kontrastif ini. Pertama,
mendeskripsikan ciri-ciri yang akan diperbandingkan dari bahasa masing-masing,
Kedua, memastikan bahwa ciri-ciri tersebut dapat dibandingkan. Ketiga, adalah
membandingkan ciri-ciri dari kedua bahasa itu dengan melihat persamaan dan
perbedaan di dalamnya
Klausa
relatif adalah klausa terikat yang diawali oleh pronomina relatif yang (Kridalaksana, 2008: 125). Klausa relatif
merupakan klausa bawah/subordinatif yang bergantung pada sebuah substantif.
Klausa ini menerangkan substantif pada klausa utama. Tanpa klausa relatif makna
atau informasi tidak akan sempurna (Smitt, 1996). Fungsi klausa relatif mendeskripsikan
sebuah nomina atau frasa nomina yang terdapat di dalam klausa utama (DeCapua,
2008: 319). Berikut ini akan diuraikan klausa relatif dalam bahasa Indonesia
dan dalam bahasa Jerman. Kedua tipe itu di awal harus deskripsikan secara
terpisah karena tipologi tiap-tiap bahasa berbeda. Inilah yang membuat
sandingan keduanya tidak bisa dilakukan secara langsung. Meskipun pada
prinsipnya keduanya dapat dibandingkan, tetapi tata bahasa akan mengikat
komposisi keduanya. Inilah prinsip yang harus dijaga dalam analisis kontrastif
ini.
Klausa Relatif dalam Bahasa Indonesia
Dalam bahasa
Indonesia klausa relatif termasuk dalam bahasan klausa hubungan subordinatif
(Alwi, 2003). Alwi memberikan istilah dengan kalimat majemuk dalam hubungan
subordinasi. Disebut dengan subordinasi karena menggabungkan dua klausa atau
lebih sehingga terbukti kalimat majemuk tersebut yang salah satu klausanya
menjadi bagian dari klausa yang lain. Alwi menyebutnya klausa ini dengan klausa
majemuk bertingkat. Tanda klausa subordinatif ditandai dengan penggunaan
konjungtor. Klausa ini tidak akan kita bahasa dan tidak akan dibandingkan. Yang
akan dibandingkan di sini adalah kalimat majemuk bertingkat berikutnya dengan
perluasan salah satu fungsi sintaksisnya (fungsi S, P, O, dan keterangan) yang
menggunakan relatif pronomina yang. Inilah
fokus pembahasan dan hal yang akan dibandingkan dengan klausa relatif dalam
bahasa Jerman.
Secara
struktur klausa relatif merupakan klausa yang dapat berdiri sendiri meskipun
klausa ini menerangkan salah satu fungsi sintaksis dalam klausa utama. Jika
dibedah klausa ini secara struktur sudah dapat berdiri sendiri sebagai klausa.
Oleh karena itu unsur kehadiran unsur klausa ini dipandang hadir secara
lengkap.
Pengembangan salah satu fungsi
sintaksis dalam klausa utama dikembangkan dalam klausa bawah atau subordinatif.
Jadi, bentukan kalimat yang terdiri atas klausa utama dan klausa subordinatif
akan membentuk klausa kompleks. Hal ini perlu di sampaikan karena di penjabaran
berikutnya dalam bahasa Jerman pengembangan itu tidak selamanya dalam klausa
relatif.
Dalam
klausa relatif pronomina relatif yang
merupakan penentu bagi unsur yang direlatifkan. Berdasarkan unsur yang direlatifkan,
terdapat lima tipe klausa relatif, yaitu: (1) klausa relatif yang merelatifkan
subjek, (2) klausa relatif yang merelatifkan objek, (3) klausa relatif yang
merelatifkan unsur termilik, (4) klausa relatif yang menghilangkan unsur
nomina; dan (5) klausa relatif yang merelatifkan predikat (Suharsono, 2015). Kelima
tipe tersebut dapat diberikan contoh berurutan sesuai urutan tipe tersebut.
3) Tamu yang datang kemarin adalah paman saya (merelatifkan subjek).
4) Paman menjual mobil yang berwarna merah (merelatifkan objek)
5) Wanita yang suaminya meninggal setahun lalu pulang ke kampung halamannya (merelatifkan termilik).
6) Ada berbagai variasi harga
untuk layang-layang itu. Yang merah
harganya seribu yang biru harganya dua ribu rupiah. (menghilangkan unsur
nomina)
7) Dia memaksanya, bukan saya (merelatifkan predikat).
Klausa relatif yang datang kemarin merelatifkan fungsi
sintaksis subjek tamu. Dalam contoh
kalimat nomor 4 tamu merupakan subjek
kalimat. Klausa utama adalah tamu itu adalah paman saya. Dalam kalimat ini
dimunculkan itu sebagai artikel
definit. Klausa relatif nomor 5 adalah mobil berwarna merah yang merelatifkan mobil sebagai objek dalam kalimat itu.
Contoh dalam klausa nomor 6 berupa klausa relatif yang merelatifkan
kepemilikan. Klausa relatif yang suaminya
meninggal tahun lalu menerangkan kepemilikan dari istri, yaitu suaminya. Contoh kalimat nomor 7
merupakan pelesapan nomina pada klausa tersebut karena sudah merujuk pada
kalimat sebelumnya. Yang merah harganya
seribu yang biru harganya dua ribu rupiah merupakan bentuk pelesapan nomina
dari layang-layang yang merah harganya
seribu yang biru harganya dua ribu rupiah. Nomina dalam klausa tersebut
dapat dilesapkan karena yang selain
sebagai pronomina relatif dalam konteks ini yang
juga berfungsi sebagai pewatas atau artikel definit. Untuk contoh nomor 8
merupakan contoh yang berbeda karena bukan
saya merupakan klausa relatif yang merelatifkan fungsi predikat. Ini berbeda
konsep dengan perelatifan sebelumnya karena acuan yang direlatifkan berupa
predikat. Informasi ini juga tidak akan dibandingkan dalam pembahasan
selanjutnya.
Dari contoh
tersebut dapat dilihat bahwa 1) letak klausa relatif berada di belakang klausa
utama, 2) kehadiran pronomina relatif yang
wajib muncul dalam klausa relatif. Itulah
Klausa Relatif dalam Bahasa Jerman
Dalam bahasa
Jerman konsep perluasan dapat dilakukan di dalam klausa utama dan dapat
diperluas dalam klausa relatif atau klausa subordinatif. Inilah yang membedakan
konsep dengan perluasan dalam bahasa Indonesia. Perluasan yang berbasis pada
predikat atau verba dalam bahasa Jerman dapat dikonstruksikan dengan
adjektivisasi atau membuat verba menjadi adjektif. Pengembangan ini dilakukan
dalam bentuk frasa dan tidak perlu dibuat dalam klausa relatif. Ini merupakan
pilihan konstruksi penulis atau aspek apa yang akan ditonjolkan dalam konteks
itu. Perhatian contoh berikut.
8) Der kommende Gast ist mein
onkel. ‘Tamu
yang datang adalah paman saya’
Pada contoh nomor
9 hanya terdapat satu klausa. Satu klausa itu ditandai dengan satu verba sein yaitu ist. Meskipun tunggal, klausa itu bisa dipecah dalam dua klausa
tunggal.
8.a)
Der Gast ist mein Onkel ‘Tamu itu paman saya’.
8.b)
Der Gast kommt ‘Tamu itu datang.
Dalam bahasa
Jerman konstruksi ini biasanya dibahasa dalam pokok bahasa Partizip I yang
berhubungan dengan konsep penggunaan dan pembentukan adjektiva. Meskipun
konsepnya sama karena hal ini bukan merupakan klausa relatif hal ini juga tidak
akan dibicarakan. Perlu adanya kajian lanjutan tentang perbandingan hal ini
juga dalam bahasa Indonesia. Contoh nomor 9 dapat disusun dalam bentuk relatif
dengan struktur sebagai berikut.
9) Der Gast, der kommt, ist mein Onkel ‘Tamu yang datang adalah paman saya’.
Struktur klausa
nomor 10 merupakan klausa relatif karena strukturnya dibentuk dengan
pengembangan klausa subordinatif der
kommt. Makna klausa nomor 9 dan nomor 10 adalah sama tetapi klausa no. 10
disusun dalam klausa relatif. Inilah yang akan dibandingkan dengan klausa
relatif dalam bahasa Indonesia.
Sebelum dibicarakan klausa relatif
perlu disampaikan pronomina relatif dalam bahasa Jerman. Tabel berikut
memberikan informasi pula bahwa pronomina relatif ini digunakan secara
produktif dalam bahasa Jerman.
Tabel 1
Artikel pronomina relatif dalam bahasa Jerman
KASUS
|
SINGULAR
|
PLURAL
|
||
Maskulin
|
Neutral
|
Feminin
|
||
Nominativ (S)
|
der
|
das
|
die
|
die
|
Akkusativ (O)
|
den
|
das
|
die
|
die
|
Dativ (O)
|
dem
|
dem
|
der
|
denen
|
Genetiv (milik)
|
dessen
|
dessen
|
deren
|
deren
|
Dalam bahasa
Jerman klausa relatif dapat merelatifkan fungsi 1) nominatif atau subjek, 2) akusatif
atau objek langsung, 3) datif atau objek tak langsung, 4) genetif atau
kepemilikan, 5) preposisi, dan 6) pelesapan nomina 7) penggunaan kata tanya was dan wo. Berikut ini disajikan contoh secara berurut sesuai dengan
informasi yang telah disampaikan.
10) Der Mann, der aus Solo kommt, heißt Herr
Nurman. ‘Laki-laki yang berasal dari Solo
bernama Pak Nurman.
11) Das Auto, das Herr Anto letzte Woche
gekauft hat, war sehr teur ‘ Meja yang dibeli Pak Anto minggu lalu sangat mahal’.
12) Pak Puji, dem mehrere Häuser gehören, hat neuerdings Geldprobleme
‘Pak Puji yang memiliki banyak rumah baru-baru ini mempunyai masalah keuangan'.
13) Das ist Herr Rahmat, dessen Frau eine Buchhanlung geöffnet hat ‘Itu adalah Pak Rahmat yang istrinya telah
membuka sebuah toko buku’.
14) Endlich kommt der Zug an, auf den wir so lange warten mussten. Akhirnya tiba juga
kereta yang harus kita tunggu'.
15) Es gibt viele Drachen. Der blaue kostet ein thousand und der rote
kostet zwei thousand rupiah ‘Ada banyak layang-layang. Yang biru harganya
seribu dan yang merah harganya dua ribu’
16) Alles, was ich weiß, habe ich bei meinem Studium gelernt ‘Semua yang saya ketahui telah saya pelajari di
kuliah saya'.
17) Das, worüber wir uns unterhalten haben, war interessant für mich ‘ yang
telah kita bicarakan sangat menarik bagi saya.
Untuk
menyusun kalimat relatif dalam bahasa Jerman yang harus ditentukan terlebih
dahulu adalah pronomina relatif dalam klausa relatif tersebut. Pronomina
relatif ini didasarkan pada kasus dan genus dalam klausa relatif tersebut. Akan
tetapi pronomina relatif ini mengacu pada nomina yang direlatifkan. Klausa nomor
10 dapat dijelaskan bahwa pronomina relatif menggunakan der karena merelatifkan der Mann yang berkasus nominatif dan
bergenus maskulin. Contoh nomor 11 pronomina relatif menggunakan das karena merelatifkan das Auto yang berkasus
akusatif dan bergenus neutral. Klausa nomor 12 menggunakan pronomina relatif dem karena merelatifkan pak Puji yang
berkasus dativ dan bergenus maskulin. Berkasus dativ karena verba gehören menuntut munculnya nominatif dan
genitiv. Nominatif diwakili mehrere
Häuser dan dativ diwakili Pak
Puji yang dapat diganti dengan pronomina relatif dem. Klausa nomor 13 menggunakan pronomina relatif dessen karena merelatifkan kata Herr
Rahmat, yang dalam posisi klausa relatif berkasus genitif dan bergenus
maskulin. Genetif merupakan pronomina kepemilikan. Klausa nomor 14 menggunakan
pronomina relatif yang diwalai dengan preposisi karena verba warten menuntut adanya preposisi auf. Dalam klausa tersebut pronomina
relatif den mengacu kepada der Zug yang dalam posisi klausa relatif
berkasus nomintif dan bergenus maskulin. Contoh nomor lima belas merupakan
contoh penghilangan nomina der Drache. Karena
nomina yang diacu sudah jelas pronomina relatif yang digunakan merupakan
artikel definitif dengan ditambahkan adjektiva. Nominatif frasa tersebut adalah
der blaue dan der rote Drache. Klausa relatif nomor 16 dan 17 mengacu pada
pronomina relatif yang menggunakan kata tanya was dan wo. Nomina dengan
jumlah tak tentu dan nomina superlatif menggunakan was dan jika verba dalam klausa relatif menuntut adanya preposisi
digunakan wo + Präposition.
Perbandingan Klausa Relatif Bahasa Indonesia dan Bahasa
Jerman
Berdasarkan
deskripsi informasi klausa relatif dalam bahasa Indonesia dan bahasa Jerman
dapat dilihat beberapa persamaan dan beberapa perbedaan. Persamaannya adalah
berdasarkan letaknya, klausa relatif berada di sebelah kanan klausa utama. Hal
ini sangat logis karena klausa relatif menjelaskan salah satu fungsi sintaksis
kalimat kompleks itu sehingga penjelasannya mengikuti apa yang dijelaskan.
Berikutnya, klausa relatif menempel langsung pada nomina yang direlatifkan.
Dalam bahasa Jerman ditandai dengan ejaan di antara koma berbeda dengan bahasa
Indonesia. Dalam bahasa Indonesia yang ditandai antara koma adalah aposisi atau
keterangan tambahan.
Dalam bahasa Jerman verba klausa
relatif harus di akhir klausa subordinat. Hal ini terkait dengan aturan struktur
kalimat majemuk bertingkat dalam bahasa Jerman. Dalam bahasa Indonesia biasanya
pronomina yang diikuti oleh predikat.
Berdasarkan data yang diuraikan ada
persamaan fungsi sintaksis yang direlatifkan adalah Nominativ dalam bahasa
Jerman berekuivalen dengan Subjek, Akkusativ dan Dativ berekuivalen dengan
objek, Dativ dalam bahasa Jerman berekuivalen dengan kepemilikan. Ada proses
yang sama dalam konteks pelesapan nomina karena sudah didefinitkan dengan
relatif pronomona yang sesuai.
Perbedaannya
adalah sebagian besar pronomina relatif yang merelatifkan nomina subjek dan
objek selalu menggunakan yang dalam bahasa Indonesia dan menggunakan pronomina
relatif sesuai dengan kasus dan genusnya dalam bahasa Jerman.
SIMPULAN
Secara sederhana
pronomina relatif dalam bahasa Indonesia diwakili oleh yang sedangkan dalam bahasa Jerman bisa berupa pronomina yang
beragam. Jika orang Jerman mempelajari bahasa Indonesia hal ini merupakan salah
satu informasi yang menyederhanakan konsep klausa relatif. Jika orang berbahasa
Indonesia belajar bahasa Jerman tentu unsur kecermatan harus diutamakan karena
pronomina relatif sangat beragam sehingga perlu memahami genus dan kasusnya.
Meskipun
pronomina relatif di Indonesia banyak diwakili oleh yang, pemelajar asing yang belajar bahasa Indonesia perlu waspada
terhadap pemahaman struktur kalimat dalam bahasa Indonesia.
Perlu
penelitian lebih lanjut terkait dengan perbandingan penyusunan frasa berbasis
verba yang diadjektifkan dalam bahasa Jerman yang perlu dicarikan konsep dalam
bahasa Indonesia, kajian klausa relatif selain yang dan pronomina berbasis
pronomina persona.
DAFTAR
PUSTAKA
DeCapua, A. 2008. Grammar
for Teachers: A Guide to American English for Native and Non-Native Speakers.
New York: Springer.
Halliday,
M.A.K. (1970). The Linguistic Sciences and
Language Teaching. Bloomington:
Indiana University Press.
Indira, Dian. 2010. “Klausa Relatif Bahasa Jerman dan
Padanannya dalam Bahasa Indonesia”. Makalah dalam Seminar International UNPAD –UKM,
Bandung 7 Mei 2010.
Kridalaksana, H. 2008. Kamus Linguistik.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Smitt, Dreyer. 1996. Lehr-und Ubungsbuch der deutschen Grammatik. München. Verlag für
Deutsch.
Suharsono. 2015. “Pemerolehan Klausa Relatif aada Pemelajar
Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA): Kajian Bahasa-Antara”. Dalam LITERA, Volume 14, Nomor 1, April 2015.
Suprapto, Djuria. 2012. Analisis Kontrastif Kalimat Pasif Bahasa
Indonesia Dengan Bahasa Inggris. Dalam HUMANIORA Vol.3 No.1 April 2012: 290-298.