Pilda Nugraha
Firdaus
Program Pendidikan Bahasa, Pasca Sarjana Universitas Negeri Jakarta
Jl. Rawamangun Muka, Rawamangun, Kota Jakarta Timur, DKI Jakarta 13220
pildanugrahafirdaus@gmail.com
Jl. Rawamangun Muka, Rawamangun, Kota Jakarta Timur, DKI Jakarta 13220
pildanugrahafirdaus@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “Analisis Kontrastif Nomina Dengan Sufiks
(-Ance) Dalam Bahasa Inggris Dan Padanannya Dalam Bahasa
Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan apa dan bagaimana
proses perbedaan nomina dengan sufiks (–ance) dalam bahasa Inggris dan
padanannya dalam bahasa Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode kualitatif deskriptif dengan teknik analisis isi. Secara keseluruhan
hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa sufiks (-ance) memiliki makna saat
melekat pada kata kerja, kata sifat dan kata benda untuk membentuk nomina. Namun,
data menunjukkan bawasanya akhiran (-ance) lebih produktif jika
melekat pada kata kerja. Ini dibuktikan dengan sedikit sekali data yang
memiliki kata dasar berupa kata sifat dan kata benda. Di sisi lain, padanan
sufiks (-ance)
dalam bahasa Indonesia terdiri dari sufiks
(–an) dan konfiks (ke-an), (per-an), dan (pe-an). Konfiks (pe-an) terdiri dari 5 bentuk
atau allomorph yaitu (pe-an), (peny-an), (pen-an), (pem-an), (peng-an). Ditemukan konfiks (ke-an) sebagai imbuhan paling
produktif saat melekat pada imbuhan (–ance) karena paling banyak
ditemukan dibandingkan dengan imbuhan yang lain.
Kata Kunci: Analisi
Kontrastif, Perbandingan, Nomina dengan Sufiks –Ance dalam Bahasa Inggris, dan
Padanan Bahasa Indonesia.
PENDAHULUAN
Morfologi adalah suatu kajian linguistik yang
berarti ‘ilmu mengenai bentuk-bentuk dan pembentukan kata (Chaer, 2008:3). Artinya,
morfologi adalah satu bidang dalam linguistik yang mengkaji bagaimana sebuah
kata dapat terbentuk dalam suatu bahasa. Salah satu kajian yang mengkaji
perubahan bunyi atau fonem adalah Morfofonemik (morfonologi), baik itu proses
afiksasi, proses reduplikasi, maupun proses komposisi. Pada makalah ini,
peneliti akan focus pada proses afiksasi. Afiksasi adalah salah satu proses
dalam pembentukan kata turunan baik berkategori verba, nomina maupun ajektiva. Kridalaksana
(1989:31) menyebutkan bahwa proses afiksasi bukanlah hanya sekedar perubahan
bentuk saja, melainkan juga pembentukan leksem menjadi kelas tertentu.
Imbuhan –ance adalah salah satu
imbuhan dalam bahasa Inggris yang menarik untuk diteliti oleh penulis karena
penggunaan nya cukup produktif. Dalam makalah ini, peneliti akan menganalisa
pembentukan sufiks {–ance} dalam bahasa Inggris dengan bahasa Indonesia dan
mencari padananan pembentukannya dalam bahasa Indonesia dengan menganalisa
proses afiksasinya.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan
melalui metodologi penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor,
“metode penelitian deskriptif kualitatif adalah prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang dapat diamati” (dalam Moloeng, 2001: 3). Metode ini memungkinkan
penulis untuk memberikan penjelasan secara
deskriptif dalam
menganalisis perbedaan nomina dengan sufiks –ance dalam bahasa Inggris dan
padanannya dalam bahasa Indonesia. Dengan demikian, penelitian ini dilakukan
dengan mencari data-data nomina dengan sufiks –ance dalam bahasa Inggris dan
padanannya dalam bahasa Indonesia. Kedua bentuk dan makna kata nomina tersebut
dibandingkan dan dianalisis perbedaannya. Dalam penelitian ini juga menggunakan
teknik analisis isi yang terdiri dari nomina dengan sufiks –ance dalam bahasa
Inggris dan padanannya dalam bahasa Indonesia.
Tujuan penulisan
penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tingkat perbandingan nomina dengan
sufiks –ance dalam bahasa Inggris dan padanannya dalam bahasa Indonesia. Penulis
berharap hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat yang dapat dijadikan
acuan bagi pengajaran bahasa Inggris pada umumnya dan khususnya mengenai
perbedaan nomina dengan sufiks –ance dalam bahasa Inggris dan padanannya dalam
bahasa Indonesia.
HASIL DAN PEMBAHSAN
Dalam hasil penelitian, peneliti menemukan
bahwasanya imbuhan –ance dalam bahasa Inggris dapat mengikuti verba, ajektif
dan nomina untuk membentuk nomina. Proses seperti ini disebut dengan derivasi,
berdasarkan Verhaar (2012:143) derivasi adalah perubahan morfemis yang menghasilkan
kata dengan identitas morfemis yang lain. Artinya, terdapat 3 jenis derivasi
imbuhan {–ance} dalam bahasa Inggris, yaitu verba-nomina, ajektif-nomina,
nomina-nomina.
Imbuhan dalam bahasa Indonesia yang
sepadan dengan imbuhan {–ance} yang diikuti oleh kata kerja adalah konfiks {ke-an},
{per-an}, {pe-an (pe-an, peny-an, pen-an, pem-an, peng-an)} dan sufiks {–an}.
Konfiks adalah afiks tunggal yang terjadi dari dua bagian yang terpisah
(Kridalaksana, 2009:130), sedangkan sufiks adalah afiks yang ditambahkan pada
bagian belakang pangkal (Kridalaksana, 2009:230). Sedangkan imbuhan {–ance}
yang diikuti oleh kata benda sepadan dengan {–an} dan {per-an} dalam bahasa
Indonesia. Selanjutnya jika {–ance} diikuti oleh ajektiva akan sepadan dengan {ke-an}
dalam bahasa Indonesia. Hasil ini dapat dilihat pada bagan sebagai berikut:
1. Imbuhan
{–ance} menjadi{ –an} dalam padanan bahasa Indonesia
Root
|
Nomina
(+ance)
|
Makna
|
Defy
|
Defiance
|
Tantangan
|
Annoy
|
Annoyance
|
Gangguan
|
Assist
|
Assistance
|
Bantuan
|
Disturb
|
Disturbance
|
Gangguan
|
Utter
|
Utterance
|
Ucapan
|
Acquaint
|
Acquaintance
|
Kenalan
|
Padanan sufiks –ance dengan bahasa Indonesia
berimbuhan prefiks -an untuk pembentukan nomina dibentuk dari tiga macam
proses. Pertama, yang dibentuk dari dasar melalui verba berprefiks me-
inflektif. Kedua, yang dibentuk dari dasar melalui verba berprefiks ber-; dan
ketiga dasar langsung diberi sufiks –an .
1.1 Imbuhan
{–an} yang dibentuk dari dasar melalui verba berprefiks {me-} inflektif
memiliki makna gramatikal: 1) hasil me- (dasar); 2) yang di- (dasar); 3) alat
me- (dasar).
1.1.1
hasil me- (dasar)
-
gangguan, dalam arti
‘hasil menulis (diturunkan melalui verba mengganggu)’
-
ucapan, dalam arti
‘hasil mengucap (diturunkan melalui verba mengucap)’
1.1.2
yang di- (dasar)
-
tantangan, dalam arti
‘yang ditantang’
-
bantuan, dalam arti
‘yang dibantu’
-
kenalan, dalam arti
‘yang dikenal’
2. Imbuhan
{–ance} menjadi {ke–an} dalam padanan bahasa Indonesia
Root
|
Nomina
(+ance)
|
Makna
|
Continue
|
Continuance
|
Kelanjutan
|
Endure
|
Endurance
|
Ketahanan
|
Observe
|
Observance
|
Ketaatan
|
Attend
|
Attendance
|
Kehadiran
|
Assure
|
Assurance
|
Kepastian
|
Endure
|
Endurance
|
Ketahanan
|
Resemble
|
Resemblance
|
Kemiripan
|
Persevere
|
Perseverance
|
Ketekunan
|
Rely
|
Reliance
|
Kepercayaan
|
Proses
pembentukan nomina bersufiks {ke-an} ada dua macam, yaitu:
2.1 Kata
yang dibentuk langsung dari bentuk dasar
Lanjut
+ ke-an à kelanjutan
Tahan
+ ke-an à ketahanan
hadir
+ ke-an à kehadian
kuasa
+ ke-an à kekuasaan
2.2 dibentuk
dari akar tetapi melalui verba /(yang dibentuk dari akar tersebut) yang menjadi
predikat dalam satu klausa.
Ketaatan
à
taat à mereka sungguh taat (diturunkan
dari verba ‘taat’, dari klausa ‘mereka sungguh taat’)
Ketekunan
à
tekun à mereka sungguh tekun (diturunkan
dari verba ‘tekun’, dari klausa ‘mereka sangat tekun’)
Keraguan
à
ragu à mereka sungguh ragu (diturunkan
dari verba ‘ragu’, dari klausa ‘mereka sungguh ragu’
3. Imbuhan
{–ance} menjadi {pe-an} dalam padanan bahasa Indonesia
Imbuhan atau konfiks {pe-an} dalam
pembentukan nomina mempunyai enam buah bentuk atau alomorf, yaitu {pe-an}, {pem-an},
{pen-an}, {peny-an}, {peng-an}, dan {penge-an}. Namun dalam padanan dengan sufiks
{–ance} dalam bahasa Inggris, peneliti menemukan semua bentuk kecuali {penge-an}.
Root
|
Nomina
(+ance)
|
Makna
|
Further
|
Furtherance
|
Pemajuan
|
Deliver
|
Deliverance
|
Pelepasan
|
Accept
|
Acceptance
|
Penerimaan
|
Forbear
|
Forbearance
|
Penahanan
|
Appear
|
Appearance
|
Penampilan
|
Convey
|
Conveyance
|
Pengangkutan
|
Ignore
|
Ignorance
|
Pengabaian
|
Contrive
|
Contrivance
|
Penyusunan
|
Sever
|
Severance
|
Pemutusan
|
Comply
|
Compliance
|
Pemenuhan
|
Remit
|
Remittance
|
Pembayaran
|
3.1
{pe-an}: proses pembentukan nomina berkonfiks {pe-an} dilakukan dari dasar
melalui verba berprefiks {me-}, berklofiks {me-kan} atau berklofiks {me-i},
sehingga makna gramatikal yang dimiliki adalah:
3.1.1 Proses / hal me- (dasar): memiliki makna
gramatikal ‘hal / proses me- (dasar)’ apabila dibentuk dari dasar melalui verba
berprefiks {me-} inflektif.
- pelepasan, artinya ‘hal yang melepas’
3.1.2 Proses / hal {me-kan}: makna grammatikal ‘hal/
proses me-kan (dasar)’ apabila dibentuk dari dasar melalui verba berklofiks {me-kan}
yang dibentuk dari dasar itu.
- pemajuan, artinya ‘hal yang memajukan’
1.2 {Pem-an}:
digunakan apabila bentuk dasarnya berawalan dengan fonem /b, p, f, dan v/
3.2.1 Bentuk kata dasar berawalan /p/
-
Putus + pe-an à
pemutusan
-
Penuh + pe-an à
pemenuhan
3.2.2 Bentuk kata dasar berawalan /b/
-
Bayar + pe-an à
pembayaran
1.3
{pen-an}:
digunakan apabila bentuk dasarnya berawal dengan fonem /d/ dan /t/
Bentuk kata dasar berawalan /t/
-
terima
+ pen-an à penerimaan
-
tahan
+ pen-an à penahanan
-
tampil
+ pen-an à penampilan
1.4 {peny-an}
: digunakan apabila bentuk dasarnya dimulai dengan fonem awal bentuk dasarnya
adalah fonem /s, c, dan j/.
Bentuk kata dasar berawalan /s/:
-
susun + peny-an à
penyusunan
1.5 {peng-an}:
digunakan apabila bentuk dasarnya dimulai dengan fonem /k, g, h, kh, a, I, u,
e, o/
Bentuk
kata dasar berawalan /a/:
-
angkut + peng-an à
pengangkutan
-
abai + peng-an à
pengabaian
4. Imbuhan
{–ance} menjadi {per-an} dalam padanan bahasa Indonesia
Root
|
Nomina
(+ance)
|
Makna
|
Allow
|
Allowance
|
Perizinan
|
Perform
|
Performance
|
Perbuatan
|
Vary
|
Variance
|
Perbedaan
|
Terdapat dua macam proses pembentukan nomina dengan
konfiks {per-an}. Pertama, yang diturunkan dari dasar melalui verba berprefiks {ber-}
dan kedua yang dibentuk langsung dari dasar nomina.
4.1 konfiks
{per-an} yang dibentuk dari dasar melalui verba {ber-} bentuknya mengikuti
perubahan bentuk prefiks {ber-}
-
perbuatan (dari verba
berbuat)
-
perbedaan (dari verba
berbeda)
4.2 konfiks
{per-an} yang dibentuk dari dasar (baik akar maupun bukan) nomina.
-
Izin + per-an à
perizinan
SIMPULAN
Hasil analisis data menunjukkan bahwa sufiks (-ance)
memiliki makna saat melekat pada kata kerja, kata sifat dan kata benda untuk
membentuk nomina. Namun, data menunjukkan bawasanya akhiran (-ance) lebih produktif jika
melekat pada kata kerja. Ini dibuktikan dengan sedikit sekali data yang
memiliki kata dasar berupa kata sifat dan kata benda.
Padanan sufiks
(-ance) dalam bahasa Indonesia
terdiri dari sufiks
(–an) dan konfiks (ke-an), (per-an), dan (pe-an). Konfiks (pe-an) terdiri dari 5 bentuk
atau allomorph yaitu (pe-an), (peny-an), (pen-an), (pem-an), (peng-an). Ditemukan konfiks (ke-an) sebagai imbuhan paling
produktif saat melekat pada imbuhan (–ance) karena paling banyak
ditemukan dibandingkan dengan imbuhan yang lain.
Daftar Pustaka
Tarigan, H. Guntur. (1992). Pengajaran Analisis Kontrastif Bahasa. Bandung: Angkasa
Chaer,
Abdul. (2008). Morfologi Bahasa Indonesia
(Pendekatan Proses). Jakarta: Rineka Cipta.
Kridalaksana,
Harimurti. (2009). Kamus Linguistik Edisi
Keempat. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.