ANALISIS KONTRASTIF FONEM BAHASA
JAWA (BANYUMASAN) DAN BAHASA INGGRIS
Sony Haryadi, S.Pd.
Pendidikan Bahasa
Pascasarjana Universitas Negeri
Jakarta
2017
Abstrak
Penelitian ini
mengkaji tentang analisis kontrasif bahasa jawa (Banyumasan) dan bahasa inggris
yang berfokus pada huruf vokal dan konsonan. Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif dan komparatif. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa pada vokal bahasa
jawa (Banyumasan) tidak ditemukan adanya bunyi seperti bunyi ‘I’ panjang /i:/, ‘u’ panjang /u:/, ‘o’
panjang /ɔ:/, ‘Ə’ panjang /Ə:/ dan ‘a’ panjang /ɑ:/. Khusus utuk bunyi ‘o’
tidak terdapat dalam bunyi vokal bahasa Inggris, karena ‘o’ dalam bahasa
Inggris agak sedikit membuka. Sedangkan dalam konsonan bahasa jawa (Banyumasan)
tidak dijumpai konsonan /f/, /v/, /z/, /∫/, dan /ʒ /, dan dalam bahasa inggris
tidak dijumpai konsonan bunyi ‘nya’.
kata kunci: analisis kontrastif, fonem bahasa jawa, fonem bahasa inggris
PENDAHULUAN
Dalam
proses pembelajaran bahasa kedua atau bahasa asing, kita tidak akan terlepas
dengan pengaruh dari bahasa dan budaya bahasa pertama kita. Mempelajari bahasa
kedua tidaklah semudah dengan mempelajari bahasa pertama kita, karena terdapat
beberapa hambatan dan kesulitan pemahaman atau penguasaan bahasa kedua. Proses
pengajaran dan pembelajaran bahasa kedua bagi seorang guru maupun peserta didik
haruslah memiliki pemahaman yang baik dengan ilmu bahasa yang mengkaji
perbedaan antara bahasa pertama dan kedua, yang disebut dengan analisis
kontrastif. Sementara itu, Tarigan mengatakan bahwa analisis kontrastif berupa
prosedur kerja, adalah aktivitas atau kegiatan yang mencoba membandingkan
struktur B1 dengan struktur B2 untuk mengidentifikasi perbedaan-perbedaan
diantara kedua bahasa.[3] Perbedaan-perbedaan antara dua bahasa, yang diperoleh
dan dihasilkan melalui anakon, dapat digunakan sebagai landasan dalam
meramalkan atau memprediksi kesulitan-kesulitan atau kendala-kendala belajar
bahasa yang akan dihadapi oleh siswa di sekolah, dalam belajar B2. James dalam
bukunya Konstrastif Analysis (1980:3) menyebutkan bahwa anlisis kontrastif itu
merupakan suatu aktifitas linguistik yang bertujuan menghasilkan tipologi dua
bahasa dan didasari pada asumsi bahwa bahasa itu dapat dibandingkan,
dengan membandingkan kedua bahasa tersebut yaitu antara B1 dan B2 sehingga
kesulitan-kesulitan yang dijumpai di dalam mempelajari bahasa kedua (B2) dapat
segera diatasi. Sementara itu analisis konstrastif dipergunakan untuk menunjukkan
perbandingan yang sistematik tentang aspek-aspek tertentu antara dua bahasa.
Analisis kontrastif berfungsi membuat pengajaran suatu bahasa efisien dan
efektif bagi siswa yang memiliki latar belakang bahasa yang berbeda. Dalam
mempelajari bahasa target, persamaan-persamaan yang ada antara B1 dan B2 akan
mempermudah proses pembelajaran, sedangkan perbedaan-perbedaan yang ada akan
menimbulkan kesulitan bagi pembelajar. Berdasarkan pemahaman tersebut dapat
disimpulkan bahwa analisis kontrastif adalah pendekatan dalam pengajaran bahasa
yang menggunakan teknik perbandingan antara bahasa pertama (B1) dengan bahasa
kedua (B2) atau bahasa yang sedang dipelajari sehingga guru dapat meramalkan
kesalahan siswa dan siswa segera tahu kemudian dapat menguasai bahasa yang
bukan bahasa yang sedang dipelajari.
Prinsip-prinsip
umum
Pada Anakon menurut James (1980:63) ada dua, yaitu (1)
pendiskripsian (description) dan (2) perbandingan (comparison) dan langkah-langkah itu dilaksanakan
dengan berurutan.pada pembahasan ini, masalah yang akan dikemukakan adalah
terfokus pada tataran mikrolinguistik yaitu khususnya tataran fonologi. Tidak
sedikit para pelajar B2 terinterfensi dengan gaya bicara mereka khususnya
dengan pengucapannya (pronunciation), di mana fonologi pada bahasa Jawa
Banyumasan (khususnya untuk siswa-siswa yang ada di daerah Banyumas) sangat
berbeda dengan fonologi yang ada pada bahasa Inggris baik dari segi fonemnya
maupun dari segi pengucapannya.
Pendiskripsian
fonologi adalah hal yang paling dasar yang harus dilakukan pertama kali dalam
mendeskripsikan bahasa, ada juga pendapat yang menyatakan bahwa deskripsi
tingkat-tingkat bahasa tersebut tidak boleh dicampurkan. Ketika
mendeskripsikan fonologi tidak dibenarkan menggunakan faktor-faktor tatabahasa,
dan sebagainya. Pendeskripsian harus dilakukan berdasarkan prosedur tingkat
bahasa.
PEMBAHASAN
Dalam pembahasan ini akan dideskripsikan pemakaian bahasa jawa di Kabupaten
Banyumas, terutama hal-hal yang berkenaan dengan bunyi-bunyi bahasa Jawa yang
digunakan. Dialek Banyumasan atau sering disebut Bahasa Ngapak Ngapak adalah
kelompok bahasa Jawa yang dipergunakan di wilayah barat Jawa Tengah, Indonesia.
Bahasa Banyumasan terkenal dengan cara bicaranya yang khas. Dialek ini disebut
Banyumasan karena dipakai oleh masyarakat yang tinggal di wilayah Banyumasan.
Dibandingkan dengan bahasa jawa
dialek Yogyakarta dan Surakarta, dialek Banyumasan banyak sekali bedanya.
Perbedaan yang utama yakni akhiran ‘a’ tetap di ucapkan ‘a’ bukan ‘o’. jadi
jika di Solo orang makan ‘sego’ (nasi), di wilayah Banyumasan orang makan
‘sega’. Selain itu, kata-kata yang berakhiran huruf mati dibaca penuh, misalnya
kata enak oleh dialek lain bunyinya ena, sedangkan
dalam dialek Banyumasan dibaca enak dengan suara huruf ‘k’ yang
jelas, itulah sebabnya bahasa Banyumasan dikenal dengan bahasa Ngapak atau
Ngapak-ngapak.
ARTIKULASI
Bunyi suara bisa dipelajari dalam
tiga cara yang berbeda. Yang pertama adalah yang disebut dengan istilah fonetik
akustik (accoustic phonetics) yaitu mempelajari bagaimana bunyi itu
ditransmisikan. Yang kedua adalah fonetik auditori (auditory phonetics) yaitu
bagaimana bunyi suara itu didengar, dan yang ketiga adalah fonetik artikulatori
(articulatory phonetics) yaitu
mempelajari bagaimana
bunyi suara itu dihasilkan oleh alat ucap manusia. Pendekatan analisis ujaran
ini merupakan salah satu yang terpenting yang perlu diajarkan oleh seorang guru
bahasa sehingga bisa dibandingkan antara pengucapan pada B1 dan B2. Tentunya
sangat berbeda antara orang Indonesia (khususnya orang jawa Banyumasan) dengan
artikulasi orang Eropa (Khususnya orang Inggris). Misalnya untuk bunyi /p/,
/t/, /k/ yang diucapkan pada posisi awal untuk orang Inggris mengenal dengan
bunyi ‘aspirated/ yaitu bunyi dimana disertai dengan hembusan nafas yang tidak
berlaku pada bunyi plosif Indonesia.
Misalnya:
Inggris Indonesia
Pan
/p æn/ panci
/pʌn t∫I/
Cat
/k æt/ kucing
/kʊ t∫Iŋ/
Tomato
/t ɒmætɒ/ tomat /tomʌt/
Bunyi ‘aspirated’ tersebut hanya terjadi pada posisi awal, baik awal kata
maupun awal stress/tekanan, dalam bahasa Inggris yang sering dikenal dengan
istilah alofon (allophon) atau variasi bunyi. Perbedaan tersebut sebenarnya
bisa diperhatikan baik-baik untuk siswa yang non-bahasa Inggris atau dengan
kata lain siswa-siswa yang mempelajari bahasa Inggris untuk bisa membedakan
bunyi pada bahasa Indonesia dengan bunyi pada bahasa Inggris.
KLASIFIKASI VOKAL
Vokal yang ada pada bahasa Jawa
Banyumasan jauh berbeda dengan vokal yang ada pada bahasa Inggris. Pada bahasa
Jawa Banyumasan hanya mengenal 5 (lima) simbol fonem vokal yaitu /a/, /i/, /u/, /e/, dan /o/.
sementara pada bahasa Inggris ada 12 (dua belas) simbol fonem vokal, yaitu: / i:/, / I /, / e/, / æ /, / ɑ:/, /ɔ /, /ɔ: /, /, /ʊ /, / u: /, /ʌ/, /Ə:/, /Ə/ Pada bahasa Jawa Banyumasan huruf vokal akan diucapkan sesuai dengan
ucapannya sementara dalam bahasa Inggris huruf vokal akan berbeda ucapannya
ketika diucapkan.
Tabel 1
DIAGRAM VOKAL BAHASA JAWA
BANYUMASAN
DI KABUPATEN BANYUMAS
Vokal
|
Depan
|
Tengah
|
Belakang
|
Atas
|
I
|
u
|
|
Tengah
|
E
|
Ә
|
o
|
Agak bawah
|
e
|
||
Bawah
|
a
|
Tabel 2.1
DIAGRAM VOKAL BAHASA INGGRIS
Vokal
|
Depan
|
Tengah
|
Belakang
|
Atas
|
i:
|
u:
|
|
Agak atas
|
I
|
Ə :
Ə
|
ʊ
|
Agak bawah
|
E
|
ʌ
|
ɔ:
|
Bawah
|
Æ
|
ɑ:
|
ɔ
|
Tabel 3
PERBANDINGAN BUNYI VOKAL BAHASA
INGGRIS DENGAN
BUNYI VOKAL BAHASA JAWA
BANYUMASAN
No
|
Fonem
|
Bahasa Inggris
|
Bahasa Indonesia
|
1
|
/i:/
|
Sheep /∫i:p/
|
-
|
2
|
/I/
|
Ship /∫Ip/
|
Sapi /s ʌ pl/
|
3
|
/e/
|
Pen /pen/
|
Meja /meʤʌ/
|
4
|
/ æ/
|
Bad /bæd/
|
-
|
5
|
/ɑ:/
|
Car /kɑ:(r)
|
-
|
6
|
/ɔ/
/o/
|
Pot /pɔt/
-
|
-
Pot /pot/
|
7
|
/ɔ:/
|
Port /pɔ:t/
|
-
|
8
|
/ʊ/
|
Book /bʊk/
|
Buku /bʊkʊ /
|
9
|
/u:/
|
Food /fu:d/
|
-
|
10
|
/ʌ/
|
Cup /kʌp/
|
Cangkir / t∫ʌŋkir/
|
11
|
/Ə:/
|
Skirt /skƏ:t/
|
-
|
12
|
/Ə/
|
Apple / æpƏl/
|
Apel /ʌpƏl/
|
Ket: Untuk fonem vokal bahasa jawa
tidak memiliki simbol (transkip fonetik) seperti pada fonem bahasa Inggris yang
masing-masing fonem baik itu vokal maupun konsonan memiliki simbol bunyi
(phonetic transcription), maka dalam contoh di atas penulis mencoba untuk
mentranskripsikan ke fonem bahasa Inggris untuk mempermudah membedakannya.
Dari distribusi bunyi vokal di atas bisa dilihat bahwa dalam bahasa Jawa
(Banyumasan) tidak ada bunyi vokal panjang seperti bunyi ‘I’ panjang /i:/, ‘u’
panjang /u:/, ‘o’ panjang /ɔ:/, ‘Ə’ panjang /Ə:/ dan
‘a’ panjang /ɑ:/. Khusus utuk bunyi ‘o’ tidak
terdapat dalam bunyi vokal bahasa Inggris, karena ‘o’ dalam bahasa Inggris agak
sedikit membuka, yaitu bisa dilihat pada tabel 3 no. 6, kata’pot’ pada bahasa
Jawa Banyumasan, suara ‘o’ diucapkan dengan ‘o’ bulat, sementara pada bahasa
Inggris diucapkan dengan agak sedikit membuka sehingga menggunakan simbol /ɔ/
KLASIFIKASI KONSONAN
Berbeda dengan vokal, konsonan
pada bahasa Inggris hampir sama dengan konsonan dalam bahasa Indonesia meskipun
ada beberapa konsonan yang tidak terdapat pada bahasa Jawa Banyumasan, seperti
konsonan /∫/./ʒ/. Untuk konsonan /θ/ dan /ð/ di bahasa Jawa Banyumasan
memiliki bunyi yang hampir sama yaitu bunyi dengan konsosonan th, contoh wathuk
(batuk), dan dh, contoh wedhi (pasir). Untuk lebih jelas bisa kita lihat pada
Tabel 4 untuk membandingkan dua diagram bunyi konsonan antara diagram pada
bunyi konsonan bahasa Inggris dan diagram bunyi konsonan bahasa Jawa Banyumasan.
Tabel 4.1
DIAGRAM KONSONAN BAHASA INGGRIS
Bilabial
|
Labio-dental
|
Dental
|
alveolar
|
Post-alveolar
|
palatal
|
Velar
|
Glottal
|
|
Stop/ plosive
|
p. b
|
t. d
|
k. g
|
|||||
Affricate
|
t∫.ʤ
|
|||||||
Nasal
|
m
|
n
|
ŋ
|
|||||
Lateral
|
l
|
|||||||
Fricative
|
f. v
|
θ . ð
|
s. z
|
r
|
∫. ʒ
|
h
|
||
Semi-vowel
|
w
|
j
|
Tabel 4.2
DIAGRAM KONSONAN BAHASA JAWA
BANYUMASAN
Konsonan
|
Dasar Ucapan
|
||||||||
Bil
|
Lab.dent
|
Den
|
Alv
|
Palt
|
Velr
|
Glotl
|
Lar
|
||
Letus
|
tdk bersuara
|
p
|
t
|
(th)
|
c
|
K
|
|||
Bersuara
|
b
|
d
|
(dh)
|
j
|
G
|
||||
Geser
|
tdk bersuara
|
s
|
h
|
||||||
Bersuara
|
|||||||||
Nasal
|
(bersuara)
|
m
|
n
|
ng(ŋ)
|
|||||
Lateral
|
(bersuara)
|
l
|
|||||||
Getar
|
(bersuara)
|
f. v
|
r
|
||||||
Semi vokal (bers.)
|
w
|
y
|
Untuk lebih jelas
melihat perbedaan dan kesamaan kedua fonem Jawa Banyumasan dan fonem bahasa
Inggris bisa dilihat pada tabel 5 di bawah ini.
Tabel 5
PERBANDINGAN BUNYI VOKAL BAHASA
INGGRIS DENGAN
BUNYI KONSONAN BAHASA JAWA
BANYUMASAN
No
|
Fonem
|
Bahasa Inggris
|
Bahasa Jawa
|
1
|
/p/
|
Plate / pleit/
|
Piring /piriŋ/
|
2
|
/b/
|
Book /bʊk/
|
Buku /bʊkʊ /
|
3
|
/t/
|
Text /tekst/
|
Tuku /tʊkʊ/
|
4
|
/d/
|
Desk /desk/
|
Dompet /dompet/
|
5
|
/k/
|
Cat /kæt/
|
Kucing /kʊt∫Iŋ/
|
6
|
/g/
|
Good /gʊd/
|
Gede / gƏde/
|
7
|
/t∫/
|
chin / t/in/
|
Cangkir / t∫ʌŋkir/
|
8
|
/ʤ/
|
Bridge /brIʤ/
|
Jawa /ʤʌwʌ/
|
9
|
/m/
|
Man /mæn/
|
Mangan /mʌŋʌn/
|
10
|
/n/
|
Nine /nain/
|
Nemu /nƏmʊ/
|
11
|
/ŋ/(ng)
|
Sing /sIŋ/
|
Ngakak /ŋʌkʌk/
|
12
|
/l/
|
Leave /li:v/
|
Lunga /lʊŋʌ/
|
13
|
/f/
|
Five /faiv/
|
-
|
14
|
/v/
|
Van /væn/
|
-
|
15
|
/θ/ (th)
|
Think / θIŋk/
|
Wathuk /wʌθʊk/
|
16
|
/ð/ (dh)
|
Then / ð en/
|
Wedhi /wƏ ði/
|
17
|
/s/
|
Sun /sʌn/
|
Sumur /sʊmʊr/
|
18
|
/z/
|
Zoo /zu:/
|
-
|
19
|
/r/
|
Ruler /rulƏ{r)
|
Rokok /rokok/
|
20
|
/∫/
|
Sheep /∫i:p/
|
-
|
21
|
/ʒ/
|
Measure /meʒƏ(r)/
|
-
|
22
|
/h/
|
Hen /hen/
|
Akeh /ʌkeh/
|
23
|
/w/
|
Wood /wu:d/
|
Wengi /wƏŋI/
|
24
|
/j/
|
Young /jʌŋ/
|
Yayuk /jʌjʊk/
|
Ket: Untuk fonem konsonan bahasa jawa
tidak memiliki simbol (transkip fonetik) seperti pada fonem bahasa Inggris yang
masing-masing fonem baik itu vokal maupun konsonan memiliki simbol bunyi
(phonetic transcription), maka dalam contoh di atas penulis mencoba untuk
mentranskripsikan ke fonem bahasa Inggris untuk mempermudah membedakannya.
Untuk fonem / θ / meskipun pada bahasa Jawa
Banyumasan sering muncul namun siswa-siswa di daerah Banyumas sering
mengucapkan bunyi / θ / untuk bunyi / t /.
Contoh:
Thank /tæŋk/ (salah)
Thank / θæŋk/ (benar)
Untuk fonem /f/ dan /v/ tidak muncul dalam bahasa Jawa Banyumasan meskipun
dalam bahasa Indonesia sering dijumpai andaikata adapun kata tersebut dari
bahasa Indonesia, misalnya kata ‘sofa’. Sehingga masyarakat Banyumas sering
mengucapkan bunyi /f/ menjadi bunyi /p/ (meskipun tidak semua) misalnya nama
hanafi dibaca hanapi. Begitu juga fonem /z/, /∫/, /ʒ / juga tidak terdapat pada bunyi bahasa Jawa Banyumasan. Untuk lebih
jelasnya bisa kita lihat dari bahasa Jawa aslinya yang ada pada tabel 6.
Tabel 6
HURUF BASA JAWA DALAM
HANACARAKA/CARAKAN
Ha
|
na
|
ca
|
ra
|
ka
|
Da
|
ta
|
sa
|
wa
|
la
|
Pa
|
dha
|
ja
|
ya
|
nya
|
Ma
|
ga
|
ba
|
tha
|
nga
|
Dari tabel 6 dia atas dapat dilihat bahwa ada 20 bunyi konsonan bahasa Jawa
Banyumasan namun ada satu bunyi yang tidak dijumpai pada bahasa Inggris yaitu
bunyi ‘nya’.
Dengan membandingkan bunyi-bunyi
bahasa Inggris dan bahasa Jawa Banyumasan, diharapkan para guru bahasa Inggris
bisa melatih siswa-siswanya untuk mengucapkan dengan benar terutama bunyi-bunyi
yang jarang dijumpai dalam bunyi bahasa Banyumasan seperti bunyi /f/, /v/, /z/,
/∫/, dan /ʒ /.
REFERENSI:
Chaer, Abdul. 2014.
Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta
James,
Carl.1980. Constrative Analysis. London: Longman Group Limited
http://id.wikipedia.org/wiki/Dialek_Banyumas. Diakses pada April 11, 2017.
pada pukul 19.00